Pada af’alul khomsah, contohnya di al Quran: اَنْ يُؤْمِنُوْا. Dalam bentuk rofa’ يُؤْمِنُوْنَ, lalu kemasukan ‘amil nawashib yaitu an sehingga dibuang nunnya menjadi يُؤْمِنُوْا. I’rab adalah salah satu pelajaran dalam bahasa arab, dengan trampilnya seseorang mengi’rab maka itu menandakan bahwa ia sudah menguasai cabang dalam bahasa arab. Contoh-contoh yang dipaparkan dalam kitab ini diambil dari al-Qur’an, hadits, dan kitab-kitab arab. Selamat membaca, Semoga bermanfaat. Perlu diketahui bahwa terjemah Al-Quran tidak bisa menggantikan atau mewakili makna Al-Quran secara keseluruhan. Oleh karena itu di Al-Quran terjemahan di tulis “terjemah maknawi” sebagai bentuk hati-hati. Karena bahasa Indonesia tidak sebagaimana bahasa Arab yang sempurna, luas ungkapanya dan memiliki keunikan tersendiri. Setiap orang yang percaya akan kebenaran Al-Qur’an, maka sudah semestinya ia berupaya sunguh-sungguh menelaah seberapa besar dirinya mampu menerima penjelasan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan nasehatnya. Turut melengkapi posisi i’rab dari penggalan kata-kata Al-Quran. Inilah contoh model penafsiran Ibnu ‘Asyur ketika beliau.

  1. Contoh I'rab Nashab Dalam Al Quran
  2. Contoh I'rab Al Quran Recitation

ABDULLAH ADARI, NIM: 99533173 (2005)KITAB I'RAB AL-QUR'AN KARYA ABU JA'FAR AL-NAHHAS. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Contoh I
Text
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (7MB) | Preview
Text
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered Academicians of UIN Sunan Kalijaga Only

Download (13MB)
ContohContoh i

Abstract

Dalam struktur babasa Arab suatu lafaz dapat berubah harakat hurufakhirya, karena disebabkan oleh perbedaan kedudukan atau posisinya dalamkalimat. Perbedaan 'amil yang yang masuk kepada lafaz tersebut berimplikasikepada berubahnya harakat akhir lafaz tersebut. i'rab (pramasastra) yangterdapat dalam terminologi ilmu nahw adalah perubahan yang terjadi di akhirkata yang disebabkan oleh perbedaan amil yang masuk, baik berupa lafaz atautaqdir. Oleb sebab itu, babasa Arab yang merupakan bahasa komunikasi yangdigunakan oleb al-Qur'an, karena perbedaan dalam meng-i'rab mengakibatkanperbedaan pemaknaan dan penafsiran. Sehingga penguasaan dan pcngetahuantentang i'rab adalah sangat penting ketika bermaksud untuk menafsirkan teks teksayat al-Qur'an. Sehingga karena sangat urgen terbadap penafsiran al-Qur'anbanyak ulama yang mencoba untuk melakukan peng-i'raban terhadap ayat-ayatal-Qur'an dalam bentuk karya.karya yang secara parsial menulis penafsiranmelalui corak ini.Abu Ja'far Ahmad Ibn Muhammad Ibn lsmail al-Nahhas (wafat 338 H)yang hidup pada akhir abad III Hijriah dengan buah karyanya berhasil menulissecara parsial tentang i'rab al-Qur'an yang dengan kebetulan juga kitabnya diberijudul sama dengan nama ilmu ini yaitu i'rab al-Qur'an. Sosok ulama yang berasaldari Mesir ini adalah seorang ulama yang menurut Manna' Khalil al-Qattanadalah termasuk kedalam generasi kelima dari kelompok mufassir di managenerasi para mufassir yang menyusun kitab-kitab tafsir yang dipenuhi olehketerangan-keterangan yang dinukilkan dari para ulama terdahulu. Sehinggamelahirkan tafsir yang bercorak sastra sosial yang tidak menyebutkan tranmisidan ditambah dengan sedikit pendapat dari para penulisnya.Sedangkan kitab i'rab al-Qur'an sendiri merupakan sebuah kitab yang lahirdi mana perkembangan ilmu pengetahuan tentang kebebasaan sedang mengalamiperkembangan yang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan dibawanya karyatersebut sampai ke Sepanyol (Andalusia) oleh salah seorang murid Abu Ja'farAhmad Ibn Muhammad Ibn Ismail al-Nahhas. kemudian kitab tersebut diberiframe oleh beliau hanya berfokus pada i'rab al-Qur,an dan qira'at-qira'at yangdiperlukan ketika ia bermaksud untuk menjelaskan i'rab dan 'ilal-nya.Kitab i'rab al-Qur'an memiliki urgensi yang signifikan yang unik karenaobyeknya mengandung materi ilmiah yang tinggi, dan terdiri dari apa yangdinamakan dengan al-aqawil dan al-wujuh. yang dimaksud dengan al-aqawiladalah pendapat-pendapat ulama yang berasal dari tiga aliran besar dalam ilmunahwu yaitu aliran Basrah, Kufah dan Bagdad. Sedangkan yang dimaksud denganal-wujuh adalah adalah 'ilal- 'ilal yang dispesifikasi melalui pendapat-pendapatdari ulama tersebut pada tiap ayat-ayat al-Qur'an. Tiap wajah tersebutdibangsakan kepada aliran ataupun orang yang mengemukakan pendapattersebut. Dalam rangka menanggapi opini yang bermacam-macam dari aliran-aliran nahw tersebut, Abu Ja'far al-Nahhas bersikap kadang-kadang disalahkanseluruhnya dan di kesempatan lain beliau benarkan dengan menyertakanpendapat-pendapat yang baru. Kesimpulan dari analisis yang penulis lakukandalam menelaah kitab ini adalah bahwa kitab tersebut berbicara mengenaipersoalan-persoalan i'rab atau sering disebut dengan pramasastra dan infleksi.Maka kupasannya hanya terkonsentrasi pada unit-unit tertentu saja dari ayat ayatal-Qur'an. Di dalamnya tidak disinggung persoalan-persoalan mengenaiaspek-aspek holistik dan sebagainya. Di samping mengeksplorasikan mengenaii'rab, dalam kitab l'rab al-Qur'an ini, Abu Ja'far al-Nahhas juga memaparkantentang qira'at yang bersumber dari ahli Qira'at Tujuh (Qira'ah Sab'ah) yaitu,dari Syam Ibn 'Amir 'Abdullah al-Yahsibi (wafat 118 H), 'Asim Ibn Abi al Nahud(wafat 127 H) dari Kufah, Abu 'Umar Ibn al-'Ala'i (wafat 154 H) dariBasrah, Nafi' Ibn Abi Nu'aim (wafat 169 H) dari Madinah, hamzah Ibn habibal-Zayyat (wafat 188 H) dari Kufah dan al-Kisa'i 'Ali Ibn Hamzah (wafat 189 H)dari Kufah. Qira'at Sepuluh (Qira'ab 'asyrah) yaitu, tujuh qurra' yang telahdisebutkan ditambah dengan Abu Ja'far Yazid Ibn al-Qa'qa' (wafat 130 H),Ya'qub Ibn Ishaq al-hadrami (wafat 205 H) dan Khalf Ibn Hisyam (wafat 229H). Dan Qira'at Empat Belas (Qira'ah 'Arba'ah 'Asyr). Para ahli Qira'at EmpatBelas yaitu, sepuluh qurra' yang telah disebutkan dan ditambah dengan al-l-hasanal-Basri (wafat llO H), Ibn Mahisin Muhammad Ibn 'Abd al-Rahman (wafat 123H), Yahya Ibn Mubarak al-Yazidi (wafat 202 H) dan Abu Farj Muhammad Ibnahmad al-Syunbuzi (wafat 388 H).Adapun penelitian yang penulis lakukan ini berfokus pada tema, objek,materi dan lahan yang terbatas. Maka penelitian ini akan diselidiki mengenaipokok kandungan kitab i'rab al-Qur'an karya Abu Ja'far al-Nahhas danmetodologi yang digunakan Abu Ja'far al-Nahhas dalam menulis kitab i'rab al Qur'an.Sehingga untuk mencapai tujuan yang dimaksud di atas, maka metodologiyang digunakan adalah metode penelitian pustaka (library research) yaitupenelitian yang sumber datanya adalah buku-buku perpustakaan dan literatur literaturlainnya yang berkaitan secara langsung maupun tidak dengan objekpenelitian. Metode penelitiannya deskriptif analitis dan pengolahannyamenggunakan non statistik. Teknik pcngumpulan data yang diambil dari sumberprimer, yaitu kitab i'rab al-Qur'an dan sumber sekunder adalah khazanah pustakayang berkaitan langsung dengan maupun tidak langsung dengan objek penelitianyaitu kitab-kitab yang berkaitan dcngan Ibn al-Nahhas maupun I'rab al-Qur'an.Teknik pengumpulan data, tahapan pengolahan data ini dibagi menjadi duabagian yaitu deskripsi dan analisis isi. Deskripsi untuk memaparkan sebuahrealitas yang ada, sedangkan analisis untuk menguraikan data secara cermat danterarah. Dalam analisis ini penulis menggunakan corak berpikir induktif dan.deduktif. Data-data yang ditampilkan secara khusus, selanjutnya dari kesimpulanyang khusus itu ditarik generalisasi-generalisasi yang yang mempunyai sifatumum. Data yang dikumpulkan dalam rangka memperoleh gambaran mengenaitopik secara umum kemudian diambil kesimpulan yang lebih khusus danterperinci.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Pembimbing:Dr. Muhammad, M.Ag. / Drs. Mohammad Yusuf, M.Si.
Uncontrolled Keywords:I'RAB AL-QUR'AN, ABU JA'FAR AL-NAHHAS
Subjects:Tafsir Hadist
Hadis
Qur'an Hadis
al Qur'an
Divisions:Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User / Editor:Miftakhul Yazid Fuadi, SIP.
Date Deposited:08 Jun 2017 09:26
Last Modified:08 Jun 2017 09:26
URI:http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25396
Contoh I

Contoh I'rab Nashab Dalam Al Quran

Actions (login required)

Contoh I'rab Al Quran Recitation

View Item